Friday, 24 March 2017

Tiket Gratis Mandiri Jogja Marathon 2017

Banyak sekali benefit dari penggunaan kartu kredit. Jika kita termasuk kategori nasabah yang loyal, penggunaan kartu kredit tinggi yang diimbangi dengan kepatuhan dalam membayar (status collect 1/ lancar), kita akan mendapat banyak fasilitas/ kemudahan.

Sebagai contoh adalah dengan apa yang baru saya alami hari ini. Sekitar pagi pukul 08.17 WIB, saya mendapat sms promosi dari Mandiri Card. Kali ini promosi agak berbeda, sebuah penawaran tiket gratis even Mandiri Jogja Marathon 2017. Kurang lebihnya sms nya berbunyi:
"Selamat! Anda mendapatkan tiket Mandiri Jogja Marathon Gratis* Daftarkan diri Anda ke mandirikartukredit.jogmar@gmail.com sblm 28Mar'17. S&K berlaku. Hub 14000."
Ada kata Gratis, tapi ada juga S&K (syarat dan ketentuan) berlaku. Karena sms ini official dari Mandiricard, saya yakin bukan penipuan, maka untuk meyakinkannya saya cross cek. Saya coba tanyakan ke cs via twitter @mandiricard, bukan di 14000. Via twitter toh juga official kan, selain respon cepat juga cuma biaya internet saja.

Sayangnya, jawaban dari cs di twitter tidak memuaskan. sepertinya tidak menguasai masalah, cs kan juga manusia. Saya mendapat balasan:
"Dear Pak, mohon maaf untuk perihal tersebut syarat dan ketentuan berlaku ya, berikut kami infokan ya,
• Free tiket Jogja Marathon untuk minimum transaksi Rp. 1 Juta 
•  Diskon 20% untuk normal items dan add discount 10%  untuk discounted items untuk produk 
brooks. 
•  Berlaku hanya untuk store RUNNERid fx Sudirman danPlanet Sports PIM 1 
•  Berlaku hanya untuk pemegang Mandiri Kartu Kredit.
a)  Pembelian menggunakan Mandiri kartu kredit. 
b)  Pembelian tiket di RUNNERid FX Sudirman dan PIM 1 
c)  Hanya utnuk pemegang Mandiri Kartu Kredit
d)  Kategori tiket sesuai dengan ketersediaan di store. Tks ~ Nama CS"
Saya tidak puas dengan jawaban cs di twitter, di sms sepertinya tiket gratis dan mungkin hanya dikirim ke nasabah terpilih, jadi harusnya syarat dan ketentuan tidak perlu seperti itu.

Karena tidak puas, saya mencoba cari jalan lain. Saya hubungi saja via email mandirikartukredit.jogmar@gmail.com dan menanyakan hal yang sama seperti di atas. Saya pertama sebenarnya agak ragu ya dengan akun email itu, soalnya bukan pakai akun berbayar, tapi gratisan di gmail. Satu-satunya pertimbangan yang akhirnya menyingsihkan keraguan adalah bahwa info ini saya dapat dari sms Mandiricard yang pasti official.

Cukup cepat email saya dibalas, saya diberi info: "trimakasih pak atas konfirmasinya, bapak terpilih untuk mendapatkan tiket mandiri jogja marathon 10 K gratis  apakah bapak berminat? jika berminat kami akan mengirimkan kode voucher tiketnya."

Langsung saya balas berminat dan voucher tiketnya pun dikirim via email.

Mandiri Jogja Marathon
Mandiri Jogja Marathon
Mandiri Jogja Marathon sendiri akan berlangsung Minggu 23 April 2017 berlokasi di Taman Wisata Candi Prambanan. Ada 4 kategori lomba: Full Marathon (42 km), half Marathon (21 km), 10k, dan 5k. Harga tiket normal (non-promo) untuk Full 500rb, half 350rb, 10km 200rb, dan 5km 150rb.

Tadinya saya ngarep milih yang 5km saja, soalnya jika memang tiket dapat gratis, saya mau manfaatkan untuk refreshing saja, kan lumayan lari-lari pagi di kawasan wisata, lagian saya tidak kuat kalau lari-lari jauh. Berhubung voucher hanya berlaku untuk kategori 10km, ya sudah saya manfaatkan saja tetapi tetap dengan tujuan awal 'untuk refreshing saja'.

Saya segera mendaftarkan diri ke situs mandirijogjamarathon.com, tidak lupa input kode voucher, dan benar saja status terverikasi dan free alias Rp. 0. Mantap.. kalau begini kerasa banget ya benefit punya kartu kredit. Berikut ini screen shoot-nya

Checkout

Checkout

Bukti pembayaran



Sekarang tinggal mengikuti schedule pengambilan race pack dan menunggu hari H Mandiri Jogja Marathon. Terima Kasih Mandiricard.

Filosofi Kenduri

Beruntunglah buat kita yang terlahir diantara tahun 70-an s.d akhir 90-an. Generasi yang terlahir dikurun waktu tersebut mengalami masa yang lengkap. Masa kecil biasa bermain dengan permainan yang tradisional, semacam engklek, kelereng, gobak sodor, halma, dam-daman, juga masih kebagian game yang sifatnya teknologi semacam: video games, game boy, ps, game komputer, etc.

Nah, salah satu hal yang juga umum dialami oleh generasi tersebut adalah santap hasil kenduri. Kenduri (disebut juga genduren), merupakan salah satu tradisi budaya kita sebagai wujud syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Sang Pencipta, Allah SWT. Nikmat dari panen misalnya. Tradisi ini masih tetap berjalan hingga sekarang, terutama di desa-desa.

Sang pengempu acara mengundang warga disekitar rumahnya (biasanya kumpulan warga satu RT). Acara berisi sambutan-sambutan singkat, sambil disuguh minuman ringan dan rokok ala kadarnya. Acara biasanya ditutup dengan do'a dan sesudahnya mulai dikeluarkanlah jamuan makanan besarnya. Yang menarik, jamuan makan tersebut hanya sebagai simbul saja karena setelah 2 atau 3 suap makanan langsung dibungkus dan dibawa pulang untuk disantap bersama dengan keluarga yang sudah menunggu.

Berhubung ada acara kenduri, biasanya ibu-ibu tidak memasak untuk makan malam hari ini. Kan sudah ada makanan dari kenduri, kalau masak nanti malah mubazir. Jadi, sudah barang pasti anggota keluarga menunggu sang Ayah pulang membawa berkat (makanan kenduri yang dibawa pulang).

Berkat biasanya dibawa pulang dalam sebuah kemasan daun jati, beberapa ada yang menggunakan daun pisang. Setelah berkat datang, biasanya ditaruh di tempat lapang dalam rumah dan dikerumuni oleh semua anggota keluarga. Ayah, Ibu, Anak menyantap bersama. Sungguh nikmat makan dengan cara seperti ini. Makanan meski disantap bersama, tidak ada yang saling berebut. Masing-masing anggota keluarga sudah tahu batasan-batasannya. Batasan-batasan tersebut secara verbal - non verbal sudah diajarkan oleh orangtua secara sadar maupun tidak.

Adik kakak, walau umur terpaut dekat, diajari cara berbagi dari berkat. Orangtua membiasakan mengalah jika makanan enaknya cuma sedikit, mereka mengalah hanya dengan mengambil sayur dan tahu tempe, biarkan daging/ ayam/ telur dimakan anaknya, apalagi kalau anaknya banyak. Orangtua zaman dahulu kan anaknya banyak, bisa lebih dari 5.

Efek dari makan berkat tersebut untuk masa depan sangatlah besar. Anak jadi rukun, saling membantu, dan punya tata krama. Kehidupan dalam masyarakat pun jadi lebih baik,semua berawal dari dalam keluarga kan?

Peran orangtua sangatlah kunci, filosofi kenduri jika tidak diimbangi dengan bimbingan orangtua tidak akan pernah meresap. Hal ini saya rasakan sekali ketika sekali waktu ada anak tetangga yang kebetulan bermain di rumah dan bertepatan dengan datangnya berkat. Anak tersebut kami ajak bersama menikmati makanan.

Terkejut, risih, dan cuma bisa geleng-geleng. Sepertinya oleh orangtuanya tidak pernah diajari cara berbagi. Mungkin dalam keluarganya terbiasa begitu. Berkat dibuatnya teritori, dia membuat area makananya sendiri, mengumpulkan makanan dengan pola siapa cepat dia dapat, dan jika areanya diganggu akan marah, mirip seperti kucing yang makanan hasil buruannya hendak direbut.

Oleh orangtua saya ditegurlah si anak tetangga itu, diberi pengertian secara halus kalau caranya tidak baik. Lihat, contohlah itu, sambil memandang ke arah kami. Anak tersebut memang senang dan kerasan main di rumah kami, mungkin setelah 3-4 x makan berkat bareng baru bisa mengikuti pola kami. Berbagi itu indah.

Di era sekarang, kenduri masih saja dilakukan. Tetapi, kalau saya amati sudah agak berbeda nilai filosofinya. Ungkapan rasa syukurnya mungkin masih, tetapi tidak dengan filosofi makan barengnya. Acara makan bareng sepertinya bukan hal yang ditunggu, toh makanan di dapur masih banyak, lebih nikmat lagi. Efek kemajuan ekonomi.

Zaman memang sudah berubah, tetapi tidak seharusnya filosofi agung tersebut lenyap. Orangtua sudah mewariskan filosofi agung dalam berkat, sudah seyogyakanya kita sebagai generasi penerus, yang pernah mengalami secara langsung, mewariskannya kepada generasi selanjutnya, sehingga generasi penerus bisa menjadi lebih baik.




Thursday, 23 March 2017

Pengalaman Import Barang dari China

Dibukanya pasar bebas ASEAN dan China (ACFTA/ ASEAN China Free Trade Area) mau tidak mau membuat arus barang dari sumber yang murah (China) menyerbu pasar tanah air. China (sekarang disebut Tiongkok) memang sulit dibendung, kita maunya apa, mereka bisa buatkan.

Ingin produk dengan kualitas apapun bisa, semua tergantung budget kita. Jika dulu barang dari China dikenal berkualitas rendah dengan harga murah, sekarang mereka juga bisa membuat produk dengan kualitas sedang s.d tinggi dengan biaya produksi yang masih tergolong murah.

Tenaga kerja murah, produksi massal, dan sokongan pemerintah yang kuat membuat mereka begitu powerfull. Masih ingat tidak beberapa tahun yang lalu pemerintah Tiongkok sengaja merendahkan nilai tukar uang mereka?! Strategi di luar nalar dan dugaan, di saat negara-negara lainnya berjuang gigih mempertahankan/ menguatkan kurs mata uangnya, mereka malah menurunkannya. Ternyata, strategi ini untuk meningkatkan eksport barang mereka, produk made in Tiongkok pun banjir dimana-mana, tidak hanya di tanah air.

Cukup bersimpati dengan usaha pemerintah sekarang untuk meningkatkan daya saing, walau masih sangat sulit membendung produk Tiongkok, setidaknya usaha tersebut sudah pada rel yang benar. Pembangunan infrastruktur dalam jangka panjang akan menurunkan cost, adanya KUR bunga rendah dengan jaminan 'hanya' dengan usahanya merupakan angin segar bagi pengusaha UMKM. Kita berharap selanjutnya ada stabilitas di semua bidang, baik ekonomi, politik, sosbud, dan hankam.

Mungkin satu-satunya cara untuk mengerem invasi produk dari luar saat ini adalah dengan hanya mencintai produk-produk Indonesia. Seberapa kuat kita mencintai produk-produk dalam negeri? Ternyata, sangat berat prakteknya di lapangan, dan ini menjadi PR bersama. Sebagai contoh, saya akan berbagi pengalaman tentang hal tersebut.

Saya berdagang baik pakaian produksi lokal (beberapa produksi sendiri), maupun pakaian import. Pakaian import yang saya maksud adalah pakaian import yang bukan barang sisa, bukan barang rejeck, bukan barang yang disebut 'awul-awul' , tetapi barang produksi pabrik di Tiongkok yang memang ditujukan untuk eksport.

Pengalaman Import Barang dari Tiongkok / China
Sekarang ini pasti sering kita dengar banyak sekali seminar-seminar tentang cara import dari China, bagaimana memulainya, amankah, cara memilih barang, etc.. yang intinya mengajarkan cara dan keuntungan berbisnis barang import dari China. Secara garis besar, caranya kurang lebih sama dengan pengalaman penulis.

Pada medio 2012, saya dikenalkan oleh suplier pakaian di pusat grosir tanah abang dan ITC mangga dua dengan sebuah jenis produk pakaian yang bagus, tetapi dengan harga terjangkau. Saya mengambil beberapa kodi dan menjualnya di toko. Luar biasa, demand dari pelanggan sangat tinggi dan tak seberapa lama produk habis. Dilemanya sebagai pedagang, dimana ada profit, disitu akan terus dikejar.

Dua sampai tiga kali saya order ulang ke suplier. Sayang, saat hendak order yang keempat, barang sudah kosong dan dikatakan mungkin baru akan ada lagi 2-3 bulan lagi, itupun stok nanti dibatasi. Permintaan sangat tinggi, kulakan pun dibatasi. Imbasnya, barang yang masih ada di toko menjadi naik. Meski harga naik, permintaan masih saja tinggi. Saya pun memikirkan cara, bagaimana saya mendapat barang tersebut langsung dari negara asalanya. Tak apalah kena tangan kedua di negara produsen, kalau order di pabrik kan tidak mungkin. Tangan kedua pun siapa tahu juga lebih murah dari harga suplier dan lagi stok di suplier sering kosong dan berebut.

Saya lebih lanjut mencari informasi dengan googling. Setiap kali saya mencari produk-produk tersebut, selalu yang muncul adalah via situs Alibaba.com. Sangat powerfull sekali situs ini, dan ternyata saya baca review-review, Alibaba memang sedang menjadi marketplace top dunia. Di China, Alibaba dan Aliekpress merupakan raksasa dan market leader.

Iseng-iseng saya cari produk yang dimaksud dan chat dengan supliernya di aplikasi chat Alibaba (dikenal sebagai trade manager). Saya menanyakan deskripsi tentang produk yang saya maksud, apa kualitasnya, bagaimana detailnya, harga berapa, sistem pembayaran bagaimana, dan etc. Suplier menjelaskan dengan gamblang produk yang saya maksud, bahkan secara deduktif, dia langsung nembak saya dengan nama kualitas produk yang saya maksud. Pendek kata, suplier bisa menyediakan produk yang saya dapatkan di tanah abang/ mangga dua tersebut. Jika ditotal, harga barang adalah sama dengan harga yang saya dapatkan di suplier lokal. Bedanya, jika di suplier lokal harga belum termasuk ongkir, maka via sulier di Alibaba total harga barang sudah sampai toko saya alias door to door. Wow.. sudah lebih murah, barang stok bis milih lagi, saya pun melakukan order.

Karena baru pertama order dan ada 'rasa' takut tertipu, maka saya memutuskan order dalam jumlah kecil. Apalagi suplier maunya melayani order hanya dengan TT, moneygram, atau Western Union. Tidak mau ecrow (rekening bersama) karena prosesnya lama dan order kecil. Okelah, jika tertipu kurang dari 2 juta ta apalah, buat saya akan sebanding dengan jalan besar di depan mata jika seandainya barang benar-benar dikirim dan sesuai spesifikasinya.

Saya kirim order via email, semua dengan bahasa Inggris tentunya. Sangat mudah berbahasa Inggris dengan orang Tiongkok karena mereka sangat to the point dan pilihan katanya sederhana. Hanya sekitar bebarapa jam, email pun dibalas. Saya menggunakan jasa ekspedisi EMS yang tarifnya paling murah jika dibanding DHL, Fedex, atau jasa ekpedisi express swasta lainnya.

Jika menggunakan EMS akan ada ongkos bea cukai jika nilai barang sama atau lebih dari 500 $ US. Untuk mengakali biar tidak kena bea cukai, saya berpesan kepada suplier agar total belanja dibuat kurang dari nominal di atas. Paketnya kecil kok, jadi kalau dibilang kurang dari 500 $ masih nalar.

Pembayaran saya lakukan via Western Union. TT atau moneygram saya tidak mengerti mekanisnmenya. Jasa titip transfer belum tren waktu itu. Jika dengan Western Union, akan ada charge yang berbeda-beda sesuai dengan total transfer. Saya sudah mempertimbangkan charge tersebut dan sudah dimasukkan dalam komponen biaya. Cukup pergi ke kantor pos, isi aplikasi transfer Western Union, tak seberapa lama dipanggil untuk dikasih kode angka (saya lupa namanya) yang nantinya bisa diinfokan ke suplier untuk mencairkan dana yang kita transfer.

Setelah saya info kode angka tersebut, suplier langsung memvalidasinya. Setelah tervalidasi, barang yang saya order pun disiapkan. Butuh 3-4 hari katanya. Saya order sekitar 12 pcs saja, ya sekitar 3 kg lah dengan nilai hampir 2 juta-an. Pada hari ke-5 suplier menginfo saya barang sudah siap dan sekarang sedang dalam proses pengiriman ke ekspedisi (EMS, red).

Setelah barang dikirim, saya diberi no resi. Saya agak tenang setelah resi tersebut berhasil di index di tracking EMS. Sekarang tinggal menunggu apakah barang yang dikirim sesuai dan apakah lolos dari pembayaran bea cukai.

Tiga minggu total waktu yang dibutuhkan sampai barang sampai di tempat saya. Jadi sekitar 16 hari-an lah jika dikurangi waktu suplier mempersiapkan barang. Tidak ada biaya bea cukai karena nilai total kurang dari 500 $. Dan akhirnya, barang saya buka dengan berdebar.

Jumlah barang yang dikirim sesuai dengan pesanan, kualitas ternyata sama dengan barang yang beredar di tanah abang/ mangga dua, tetapi sayang, ada 3 produk yang sedikit cacat. Dilema sekali lagi menghinggapi, senang sudah ketemu jalan, tetapi kalau cacat susah juga ngejualnya. Saya ambil sisi positifnya saja. Mungkin suplier sedang kurang teliti, toh jika order di suplier lokal pun kadang kena barang cacat juga susah sekali return-nya. Niat saya untuk kembali import pun menyeruak kembali, toh barang yang sedikit cacat itu pun ternyata sudah laku di toko. Memang kalau sudah demand lebih tinggi dari supply, mudah sekali menjualnya, walau ada cacat minor.

Saya pun repeat order kali ini via sales yang cewek saja, siapa tahu lebih teliti. Order kedua dengan pola yang sama, tetapi dengan jumlah 24 pc. Barang kali ini datang dalam tempo yang hampir sama dengan order pertama. Bedanya, akal-akalan harga total 500 $ gagal dan saya terkena bea cukai. Memang saya sudah feeling bakal kena sih, berat aja lebih dari 6 kg, dibuat harga segitu pasti ada kecurigaan. Dan benar saja, barang saya dibongkar dan dikenai tarif cukai 600-ribu an. Sepertiga keuntungan jika barang terjual pun melayang.

Berarti saya harus cari cara lain agar tidak terkena cukai. Apalagi dalam rencana ke depan akan order dalam jumlah lebih banyak. Saya coba tanyakan hal tersebut ke suplier, mereka ternyata banyak rekomendasi kargo yang murah jika order dalam jumlah banyak. Yang dimaksud order dalam jumlah banyak katanya adalah jika total order lebih dari 10 kg. Saya pun menghubungi satu persatu kargo yang direkom. Kargo tersebut kebanyakan berkantor di Jakarta, punya rekanan gudang di China, dan melayani door to door juga. Total tarifnya sangat jauh dibawah pos express, dan harga sudah termasuk custome clearence.

Selanjutnya saya pun membuat order dan kali ini dalam jumlah banyak tetapi dengan menggunakan kargo. Prosenya ternyata lebih cepat sampai dibanding pos ekpress, ya terpaut 2-3 hari lah, hanya jika sudah barang sampai di Jakarta, saya harus transfer total ongkos kirimnya (dari China ke JKT dan JKT ke toko saya di Jawa). Jika dihitung-hitung, biaya cost total dengan cara ini adalah sekitar Rp. 10.000 per gram.

Saya terus melakukan order, mungkin berjalan sekitar 1.5 tahuan-an sebelum akhirnya memutuskan berhenti import setelah suply dari Jakarta menjadi lancar dan harganya lebih murah jika dibanding import sendiri. Mengapa bisa lebih murah? karena ada importir besarnya yang ambil langsung di pabrik dalam kuantitas raksasa. Bisnis pakaian ini pun memasuki era baru.

Saya sebut era baru karena harganya sangat murah, jauh jika dibanding ketika dulu import sendiri. Imbasnya, produk banjir dan harga di pasaran pun ikut turun. Turunnya pun sampai menggerus pasar produk lokal. Harga produk lokal dan import semakin dekat, jika dulu bisa terpaut ratusan ribu, sekarang hanya berjarak puluhan ribu. Sudah pasti pelanggan lokal pun beralih ke produk yang lebih bagus dengan harga murah.

Jualan pakaian lokal pun jadi tidak laku, produksi tinggal menunggu waktu stop. Dan saat itulah terasa kalau mencintai produk tanah air hanya akan menjadi sekedar slogan jika kualitas dan harga masih kalah dengan produk import.

Jika dulu masih bisa dicegah pemerintah dengan bea cukai yang tinggi, pembatasan import tertentu, sekarang sudah tidak bisa lagi karena sudah menjadi pasar bebas.

Penipuan Berkedok Kartu Pendamping Visa

Belum genap 3 bulan pemakaian kartu kredit, sudah hampir tertipu dengan penawaran kartu pendamping kartu kredit dari pihak yang 'mengaku' sebagai marketing Visa. Kronologisnya adalah sebagai berikut:

Pagi beranjak siang, sekitar pukul 10.00 WIB saya mendapatkan telephon dari nomer kode area Jakarta di 021xxxxxxx yang mengaku dari Marketing Visa (saya lupa namanya, tidak penting siapa karena penipu, sebut saja NN):

NN: " Selamat siang, bisa berbicara dengan Bpk. xxx (saya)"
Saya: "Iya saya sendiri"
NN: "Permisi pak, kami dari Kartu Kredit Visa, maaf sebelumnya mau cross cek dulu tanggal lahir bapak apakah DD-MM-YY dan pekerjaan sebagai wiraswasta toko xxx"
Saya: "Iya betul"
Dengan benar, si NN ini menyebutkan nama lengkap, tanggal lahir, bahkan nama toko beserta jenis bisnisnya. Karena mengaku dari Visa, dan kebetulan saya pengguna baru kartu kredit yang sedang membangun reputasi di dunia perbankan dan 'ngarep' limit kartu kredit naik dalam waktu dekat, membuat saya ingin mengetahui apa sebenarnya yang hendak ditawarkan. Ternyata bukan naik limit yang ditawarkan, tetapi 'voucher discount' dalam bentuk kartu pendamping kartu kredit.


NN: "Bapak kami pantau merupakan pengguna kartu kredit yang aktif dan terpilih menjadi nasabah prioritas kami dengan fasilitas Kartu Pendamping Kartu Kredit yang bisa dimanfaatkan seperti untuk: Discount umroh sampai dengan 4 juta, discount di hotel-hotel berbintang, discount tiket kereta, pesawat, dan masih banyak lagi benefit lainnya yang berlaku selama 10 tahun. Tidak ada biaya administrasi dan voucher akan langsung dikirimkan ke alamat bapak".
Saya: "Gratis ya, tidak ada biaya".
NN: "Iya, gratis pak, tidak ada biaya administrasi, nanti kartu pendamping jika tidak digunakan akan kami tarik setelah 6 bulan dan akan kami berikan ke nasabah lainnya jika tidak bapak gunakan."
Saya: "Ya sudah kalau gratis, bolehlah dikirim, nanti saya pelajari, kan lengkap penjelasannya di buku panduannya? "
NN: "Iya pak, ada penjelasan lengkapnya di buku panduan".

Berhubung gratis, tidak ada resiko buat saya, akhirnya saya iyakan saja tawaran itu, nanti bisa saya baca, saya pelajari, Tapi, setelah saya iyakan, ada penjelasan lanjutan yang membuat saya tidak nyaman.

NN: "Bapak, nanti Kartu Pendamping yang akan dikirimkan itu bernilai Rp. 3.950.000,- dan pembayarannya bisa dicicil. Jika dicicil 5 tahun, berarti per bulan hanya sekitar Rp. 65.000 saja, sangat terjangkau pastinya kalau untuk bapak. Bapak ingin dikirimkan ke alamat kantor atau rumah?"

Yang tadinya dibilang gratis, merupakan fasilitas tambahan sebagai nasabah prioritas, sekarang dibilang kartu pendamping bernilai sekian juta. Berarti tidak gratis dong, saya pun mulai curiga. Tapi okelah, toh saya bisa pelajari nanti di buku panduannya. Sekiranya harus membayar sejumlah yang disebutkan, akan saya tolak.

Saya: "Dikirim ke alamat kantor saja, nanti saya akan pelajari dahulu".
NN: " Baik pak, boleh minta alamat lengkap kantornya?"

Loh, kok nanya alamat kantor? Ngakunya sebagai marketing Visa, harusnya sudah tahu kantor saya. Bertambahlah kecurigaan saya.

Saya: " Alamat di xxx dusun xxx kec xxx kab xxx prov xxx"
NN: "Baik pak, kurir kami akan langsung mengantarkannya siang ini, apakah bapak sedang ada di kantor?

Hah, dianter hari ini juga! kartu kredit saja kalau sudah jadi harus menunggu diantar kurir 3-6 hari kerja, ini kartu pendamping kok kilat banget ya, padahal kantornya di Jakarta, sedang saya posisi di Jawa. Dulu saja kartu kredit datang setelah 6 hari.

Saya: "Iya, saya stand by di kantor, nanti yang nganter darimana kurirnya?"
NN: "Kurirnya dari Visa pak, oh ya pak, ini ada tambahan bonus 2 kartu pendamping lagi bisa digunakan untuk orangtua, saudara, atau mungkin calon, mau dimanfaatkan tidak, sayang pak kalau tidak dimanfaatkan"
Saya: "Buat siapa ya?...hemm"
NN: "Bisa langsung didaftarkan di sini pak, supaya nanti yang dianter kurir langsung sudah di embos"
Saya: "Buat xxx ama xxx saja"
NN: "Baik pak, ditunggu ya, terima kasih, salam".
Saya: "ok, wassalam".

Berhubung banyak kejanggalan yang saya rasakan, langsung saja saya cari info tentang kartu pendamping Visa tersebut dengan googling. Dan, di halaman pertama google urutan teratas dengan kata kunci "Kartu Pendamping Visa" adalah  Modus Penipuan Kartu Diskon Via Mastercard/ Visa yang sedang ramai dibahas di forum Kaskus. Urutan kedua dan seterusnya pun bertema sama, selalu ada unsur kata penipuan atau hati-hati.

Saya baca satu persatu, ternyata sudah banyak korbannya. Modusnya sama seperti yang saya alami di atas, dan nanti akan datang kurir yang mengantar kartu pendamping kartu kredit dengan membawa mesin EDC. Kartu kredit akan langsung digesek nanti di mesin EDC yang dibawa oleh kurir. Oh.. ternyata begitu sistem kerjanya. Saya sudah paham, dan mempersiapkan diri menerima kurir yang akan datang sebentar lagi.

Sekitar pukul 16.00 WIB datanglah si Kurir ke kantor. Saya dikasih sebuah formulir dan segebok paket yang kelihatannya berisi kartu. buku panduan, dan aneka voucher diskon. Saya fokus pada formulirnya. Disitu tertulis di kepala surat "Order Card" dengan nama managemen B*** TR****** CL** dengan nilai nominal Rp. 3.950.000. Pada keterangan disebutkan dengan menandatangani formulir tersebut berarti nasabah menyetujui kartu pendamping yang ditawarkan. Si kurir juga menambahkan kalau dia membawa mesin EDC dan ... Sebelum selesai berbicara, sudah saya potong.

Saya mengatakan kepada kurir, maaf saya tidak mau menandatangani formulir karena jika tanda tangan berarti saya setuju aplikasi kartu pendamping saat itu juga (langsung aktif). Padahal yang saya pahami dipercakapan telepon adalah gratis, sebagai fasilitas sebagai nasabah prioritas, dan saya terima paketnya dahulu untuk dipelajari. Setelah saya pelajari baru akan saya aktifkan jika saya rasa perlu. Sementara yang sekarang terjadi, diawal saya sudah disodori formulir Order Card yang nampak dipaksakan seolah sebagai tanda terima paket, padahal ada klausal setuju untuk order di dalamnya. Ini bukan tanda terima paket, tetapi aplikasi persetujuan order kartu pendamping.

Karena saya menolah tanda tangan, si kurir pun menghubungi orang yang menelpon saya. Dia lantas menyerahkan handphone-nya ke saya, meminta saya berkomunikasi dengan si penelpon (NN). Gaya bicara NN sudah agak berubah, tidak seperti saat pertama telepon, lebih keras, lebih persuasif, dan sedikit memaksa. Saya keukeuh  dengan pendirian saya, wong sudah tahu modusnya kok (dalam hati). Akhirnya dia meminta telepon diberikan ke si kurir. Sayup-sayup saya dengar si kurir bilang, ya sudah kartunya ditarik dan dibawa lagi ke kantor.

Si kurir nampaknya lebih tahu situasi, mungkin sudah lebih berpengalaman di lapangan. Melihat saya di depan laptop lengkap dengan internetnya, mungkin dia sudah paham kalau modusnya kali ini tidak akan sukses dipraktekkan. Kurir pun pamit dengan cara yang sopan. Sebaliknya, si NN sepertinya masih marah dengan saya, dia terus membanjiri WA saya dengan kata-kata yang tidak sopan, bilang saya kere, binsis masih ecek-ecek, dan beberapa ungkapan kekecewaan lainnya. Saya diamkan saja dan berdo'a semoga mereka cepat sadar, dan kembali mencari rizki dengan cara yang halal.

Yang juga saya sayangkan dalam kasus ini adalah bocornya data saya sebagai pemegang kartu kredit ke pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Nama, tanggal lahir, dan jenis bisnis dapat dengan mudah diketahui, beruntung dalam percakapan di atas saya tidak menyebutkan nama Ibu Kandung. Jika tidak, minimal sudah 4 items data penting dikantongi si penipu. Baru 3 bulan pakai kartu kredit, data sudah bocor hemm... Ke depan harus lebih berhati-hati lagi. Jangan sampai data vital kita umbar.

Saturday, 18 March 2017

Transaksi Pertama dengan Kartu Kredit

Pengalaman pertama dalam bentuk apapun selalu memberikan kesan. Tak terkecuali dengan pengalaman pertama bertransaksi dengan menggunakan kartu kredit. Sekian tahun lamanya selalu bayar dengan uang tunai, mulai sekarang mulai membiasakan diri bertransaksi secara non tunai.

Bertransaksi dengan kartu kredit pada dasarnya sama saja dengan cash/ tunai, hanya prosesnya lebih praktis, tidak perlu membawa uang tunai, dan tagihan baru muncul di kemudian hari. Yang terpenting buat saya, kartu kredit hanyalah sebagai pengganti uang tunai, bukannya kartu untuk berhutang.

Kartu kredit pertama saya gunakan untuk berbelanja online. Sesaat setelah kartu diterima dan sudah saya aktifkan, saya langsung menggunakannya. Saya cari barang yang memang menjadi kebutuhan, dari sekian seller dicari yang menawarkan barang bagus dengan harga bersaing, dan tentunya yang surcharge nya Rp. 0,- plus gratis ongkos kirim. Setelah memilih-milih, akhirnya ceck out dan ke pembayaran.

Proses pembayaran sangat mudah dan kesannya biasa saja, mungkin karena saya sudah terbiasa berbelanja online dengan menggunakan pembayaran via internet banking. Jika biasanya dengan internet banking menggunakan metode transfer dengan token, maka transaksi dengan kartu kredit adalah dengan menggunakan OTP (one time passwords) yang dikirim via handphone. Sekali passwords diinput, dalam sekian detik pembayaran langsung tervalidasi. Proses pembayaran dengan kartu kredit validasinya adalah yang tercepat menurut saya jika dibandingkan dengan metode pembayaran lainnya.

Kartu kredit juga sering saya gunakan untuk berbelanja secara offline di merchants. Pengalaman pertama adalah di sebuah supermarket untuk pembelian kebutuhan sehari-hari, semisal: sabun mandi, pasta gigi, makanan ringan, Mie instant, Susu, etc. Kesan yang berbeda saya rasakan ketika berbelanja secara langsung di supermarket tersebut. Kesan praktis, modern, dan ekslusif cukup terasa.

Walau relatif mudah sekarang mendapat kartu kredit, masih banyak loh yang apply-nya ditolak bank. Jadi berbanggalah bagi pemegang kartu kredit karena bank sudah percaya Anda. Yang terpenting gunakan secara bijak.

Pengalaman berbelanja di supermarket tersebut akhirnya membawa pola baru dalam berbelanja kebutuhan sehari-hari. Jika sebelumnya biasa berbelanja secara acak, pengalaman berbelanja dengan kartu kredit membuat saya punya jadwal belanja bulanan. Dengan belanja bulanan, ternyata jika dihitung-hitung jauh lebih hemat, lebih terencana, dan laporan keuangannya lebih mudah terbaca.






Friday, 17 March 2017

Pengalaman Pertama Iklan di Instagram

Salah satu cara yang murah dan mudah untuk memasarkan produk kita adalah dengan memanfaatkan iklan di Instagram. Kecenderungan pengguna internet yang lebih senang melihat gambar terlebih dahulu sebelum isinya, membuat Instagram semakin digemari dan ramai. Imbasnya, iklan di Instagram pun menjadi  lebih efektif dan efisien.

Untuk bisa membuat iklan di Instagram, kita harus memiliki akun Instagram dan tersambung dengan facebook page kita. Setelah tersambung, kita posting gambar dan deskripsinya yang hendak diiklankan. Usahakan gambar semenarik mungkin, daya tarik Instagram kan memang di gambar.

Klik promote pada sudut kanan gambar, akan ada 2 pilihan: promosi dengan mengarahkan pengunjung ke 1) Situs Kita/ Visite your website atau 2) Alamat Kita/ Call or visit your business/ Google map. Pilih action dari pilihan diatas, tombol aksi ini hanya sebagai navigasi, intinya tetap merujuk kepada 2 pilihan itu. Oleh karena itu, siapkan terlebih dahulu website kita atau alamat toko kita di google map.

Setelah itu, isikan target audience, meliputi: Lokasi, intererest/minat, umur, dan jenis kelamin. Sebagai contoh misalnya: Lokasi di radius 50 mil dari toko kita, minat pada pakaian olahraga, pakaian sepakbola, pakaian futsal, etc bisa lebih dari satu, umur target 18 s.d 40 tahun, dan jenis kelamin laki-laki. Pemilihan target audience ini menjadi salah satu kunci utama efektifnya iklan Instagram kita. Jadi lakukan research dengan baik.

Tahap selanjutnya adalah merencanakan anggaran iklan. Perlu kita ketahui sebelumnya, beriklan di Instagram sekarang sudah sangat terjangkau. Anggaran minimal untuk bisa beriklan adalah Rp. 10.000/ hari dan bisa kita atur berapa lama iklan akan tayang. Misalnya, jika kita ingin iklan tayang 3 hari dengan anggaran per hari Rp. 10.000, maka biaya iklan kita menjadi Rp. 30.000,-

Metode pembayaran iklan juga sangat mudah, bisa menggunakan kartu debet atau kredit. Untuk kartu debet, tagihan akan langsung diminta sebelum iklan tayang. Sedang, dengan kartu kredit, tagihan baru akan muncul setiap akhir bulan atau jika tagihan sudah mencapai Rp. 324.000. Dengan kartu kredit, iklan akan tayang terlebih dahulu dan baru akan ditagihkan kemudian. Jika kita ingin mengatur pilihan tagihan, misal ingin menurunkan/menaikkan ambang batas penagihan, bisa langsung ke halaman penagihan di facebook.

Bairpun kita beriklan di Instagram, pada dasarnya pengelolaan tetap di halaman facebook. Iklan Instagram merupakan bagian dari iklan facebook, oleh karena itu mengapa pada bagian awal akun Instagram dijelaskan harus tersambung dengan halaman facebook (facebook page).

Setelah semua item sudah terisi dan sudah sesuai, maka iklan siap diterbitkan. Perlu kita ketahui, semua iklan sebelum terbit akan ditinjau terlebih dahulu oleh Instagram. Tidak semua iklan akan lolos untuk terbit. Durasi persetujuan akan bergantung kepada tim analis sendiri.

Sebagai contoh, saya mencoba beriklan untuk pertama kali di Instagram. Saya menarget visit your business/ lokasi toko saya dengan anggaran Rp. 10.000,- selama 3 hari. Audience yang ditarget adalah Laki-laki dan Perempuan umur 18 s.d 45 tahun, dengan minat pada pakaian olahraga, lokasi berjarak 50 mil dari toko. Saya menggunakan metode pembayaran kartu kredit. Selang 2 menit iklan saya requesh, Instagram sudah menerbitkannya.

Iklan tersebut tidak nampak di posting Instagram kita, tetapi akan tayang dan jika ada yang tekan tombol like akan ada notofikasinya. Berikut ini hasil iklan saya setelah 3 hari terbit: (gambar tanpa iklan sebagai pembanding)


Tanpa Iklan
Tanpa Iklan
Ini adalah gambar keterangan dari posting gambar yang tanpa diiklankan, saya menerbitkannya pada 10 Maret 2017.

Hasilnya pada 18 Maret 2017 adalah: ada 2 yang likes, 1 yang memberikan komentar, Impressions (dilihat) sebanyak 177, dengan React (akun unik yang melihat) sebanyak 133 dan Engagement (akun unik yang likes and comments) sebanyak 3.

Setelah beriklan selama 3 hari, berikut hasilnya:


Setelah beriklan
Setelah beriklan
Setelah beriklan

Hasilnya: iklan dilihat 18.200 kali dengan klik ke alamat bisnis/ toko sebanyak 10, dan 152 orang yang suka.

Bagaimana dengan hasilnya di lapangan? Dalam kurun waktu saya beriklan ada 1 produk yang terjual. Belum meledakkan penjualan sih, tetapi setidaknya toko saya semakin dikenal. Mungkin saja mereka yang sudah likes suatu saat akan berkunjung ke toko. Semoga.

Bayar Tagihan Kartu Kredit Sebelum Tanggal Cetak

Secara prosedural, tagihan kartu kredit bisanya dibayar setelah tagihan muncul (tanggal cetak) dan dikirimkan ke pemegang kartu (cardholders). Pada lembar tagihan tercantum jumlah tagihan dan tanggal tempo pembayaran. Selanjutnya, cardholders bisa membayar full atau pembayaran minimum sebelum tanggal jatuh tempo agar terhindar dari denda.

Tetapi, bagaimana jika kita ingin membayar tagihan yang muncul, biasa disebut dengan outstandding ballance, sebelum tagihan dicetak? Ada banyak sebab tentunya kenapa kita terpaksa melakukan itu, misalnya karena limit yang ada sekarang tinggal sedikit, sedang kita sedang butuh tiket pesawat secara mendadak. Sayangnya tiket pesawat hanya mendapat discount jika menggunakan kartu kredit, jadi sayang kan kalau menggunakan dana tunai di rekening, gak dapat discount. Membayar tagihan kartu kredit sebelum tanggal cetak akhirnya menjadi sebuah opsi.

Apakah opsi tersebut dibolehkan oleh bank? Saya mencoba menanyakan hal tersebut ke cs bank dan jawabannya adalah:
Selamat siang Bapak, dapat kami informasikan kepada Bapak untuk perihal tersebut bisa ya Pak. Namun dapat kami sarankan kepada Bapak agar melakukan pembayaran tagihan setelah tanggal cetak (tidak melewati tanggal jatuh tempo) dan membayarkan tagihan kartu kredit Mandiri Bapak sesuai dengan nominal yang tertera pada lembar tagihan kartu kredit Mandiri Bapak. Tks ~ Name
 Dalam hal ini saya menanyakan ke cs Bank Mandiri. Sangat jelas bukan jawabannya.

Kesimpulan:
Bayar tagihan kartu kredit sebelum tanggal cetak adalah bisa, tetapi tidak disarankan oleh bank.

Thursday, 16 March 2017

Buat Neraca Bisnis Secara Sederhana

Bisnis sekecil apapun harus dibuatkan neracanya. Neraca buat saya laksana peta navigasi bagi pilot. Tanpa neraca, perencanaan menjadi tidak fokus, pengeluaran tidak terkontrol, sehingga bisnis menjadi tidak efisien.

Membuat neraca sederhana tidaklah sulit, jika bisnis kita masih kecil, belum menggunakan karyawan, punya 1-2 karyawan, akan semakin mudah membuatnya. Bahkan, walaupun keuangan masih belum bisa dipisahkan antara uang bisnis dan uang rumah tangga.

Salah satu pembuatan Neraca Bisnis adalah dengan menggunakan Microsoft Exel. Secara sederhana akan ada:
- Buku Stock
- Arus Kas
- Neraca Umum
- Neraca Laba/Rugi

Buku Stock
Catat semua stock barang yang Anda punya secara lengkap: Nama barang, jumlah, Harga Pokok Penjualan (HPP). Kemudian total nilainya dan hasilnya nanti dipindahkan (dihubungkan) ke Neraca umum.

Arus Kas
Jika ada barang yang terjual, catat pada arus kas. Beri keterangan nama barang yang terjual, harga jual, harga hpp, dan selisihnya (disebut untung/rugi kotor).

Neraca Umum
Neraca umum terdiri dari 2 lajur, activa dan pasiva. Yang termasuk activa adalah aset lancar dan aset tidak lancar. Pasiva berbetuk liabilitas (utang) dan Modal. Aset lancar adalah segala sesuatu yang dalam tempo dekat bisa kita cairkan, misalkan: Uang tunai, Uang di Bank, Emas, Stok barang. Sedang, Aset tidak lancar adalah kebalikannya, tidak bisa dicairkan dalam waktu dekat, misalnya: sepeda motor, rumah, barang inventaris, sewa ruko dibayar di muka. Neraca selalu mempunyai hasil akhir yang sama di dua sisi. Total activa adalah sama dengan total pasiva.

Neraca Laba/Rugi
Terdiri dari 2 kategori: Pendapatan dan Biaya/Beban. Pendapatan berarti uang yang masuk ke kas, sedang Biaya/Beban kebalikannya, uang yang keluar dari kas. Jika selisih antara Pendapatan dan Beban positif, berarti Laba (laba bersih), sedang jika minus, berarti Rugi (rugi bersih).

Penjelasan pembuatan neraca bisnis pastinya lebih jelas jika dengan menggunakan contoh dan gambar. Nanti akan di sambung pada kesempatan mendatang.

Nikmatnya Dropships dengan Kartu Kredit

Ada banyak cara berbinis dalam era digital saat ini. Kita bisa memilih sesuai dengan keinginan dan kemampuan kita. Salah satu cara termudah dan termudah adalah dengan menjadi dropshipers. Dan, lebih nikmat lagi pakai Kartu Kredit sebagai alat bayarnya.

Buat yang belum tahu apa itu dropshipers? Dropshipers adalah seseorang yang melakukan dropships dalam berbisnis. Bagaimana pengertian dropships? perhatikan ulasan di bawah ini:

Cara kerja dropships
Untuk lebih mudahnya saya akan membuat contoh yang saya ambil dari pengalaman menjadi dropshipers. Saya mengenal suplier pakaian Anak di Jakarta, sedang posisi saya adalah di Jogja. Saya mengenal dengan baik karena suplier tersebut sering mengirim barang pesanan saya untuk stok di toko. Pendek kata, suplier sudah terpercaya, barangnya sesuai yang ditawarkan, dan prosesnya cepat.

Saya tidak hanya menjual pakaian Anak di toko, tetapi juga secara online. Saya membuat blog, aktif di Instagram, Facebook, Twitter, Line, WA, BBM, dan lain-lain. Karena itu, pembeli saya tidak hanya dari dalam kota, tetapi juga luar kota di seluruh Indonesia.

Suatu waktu, ada pembeli dari luar kota (Bogor), yang hendak order pakaian anak secara online melalui WA, waktu itu pelanggan melihatnya melalui blog yang saya buat. Pelanggan order sejumlah barang yang dilihat di blog, tetapi kendalanya adalah stok di toko tidak cukup. Pelanggan hendak order 5 pc, sedang saya tinggal 2 pc.

Berhubung saya kenal suplier pakaian anak dan saya lihat info terakhir stok suplier tersebut masih banyak, maka saya meniatkan untuk dropships saja seandainya pelanggan jadi membeli. Saya langsung hubungi suplier, dan ternyata semua pesanan pelanggan ada.

Saya berbicara kepada pelanggan bahwa barang pesanan ada semua, saya tawarkan gratis ongkir agar terlihat lebih menarik. Pelanggan akhirnya setuju dan melakukan proses transfer ke rekening bank saya. Uang sudah dipegang, sekarang tinggal order barang yang dipesan pelanggan ke suplier dan meminta suplier langsung mengirim ke pelanggan dengan menyantumkan nama saya dan nomer telepon sebagai pengirim (nama suplier sama sekali tidak disebut/dituliskan dalam paket kiriman).

Order via Shopee agar Free Ongkir dan surcharge Kartu Kredit Rp. 0,-
Suplier saya kebetulan juga aktif di marketplace, selain di Bukalapak, Tokpedia, juga ada Shopee. Berhubung sekarang (saat tulisan ini dibuat) yang masih gratis ongkir dan surcharge kartu kredit Rp. 0,- hanya di Shopee, maka saya order via Shopee saja. Saya chat via Shopee ke suplier dan tawar harga terlebih dahulu (saya pelanggan rutin, jadi boleh nawar harga), setelah harga disetujui, saya langsung check out dan tidak lupa kasih keterangan dikirim secara dropships dengan mencantumkan nama dan nomer telepon saya sebagai pengirimnya. Kelar check out saya langsung membayar via kartu kredit dengan pengaman OTP nya. OTP atau one time passwors dikirimkan ke handphone kita dan baru akan diproses setelah kita input 6 digit passwords tersebut saat pembayaran.

Pembayaran sudah dilakukan, sekarang tinggal tunggu suplier mengirim pesanan dan input no resi di Shopee. Biasanya suplier akan input 1x24 jam atau paling lama 2x24 jam. Kita beri pengertian ke pelanggan terlebih dahulu bahwa info no resi akan diberikan setelah 1x24 jam untuk amannya. Setelah resi diinput, kita bisa info no resi ke pelanggan.  Selang 2 hari, pelanggan WA saya memberikan informasi barang sudah diterima dan sesuai dengan yang ditawarkan, Pelanggan puas, Dropships done.

Penggunaan kartu kredit dalam proses dropships sangat memudahkan dan bermanfaat. Mudah karena prosesnya cepat dan aman. Bermanfaat karena kita tidak perlu keluar uang terlebih dahulu untuk bisa order, bahkan dalam kasus dropships justru uang pelanggan sudah masuk ke rekening kita. Uang bisa diputar untuk yang lainnya. Yang paling penting, saat tagihan datang nantinya dibayar lunas, tidak ada kompromi jika tidak ingin terjebak bunga kartu kredit.

Buat Anda yang tertarik dengan bisnis ala Dropshipers, silahkan mencoba, yang terpenting sebelumnya adalah cari terlebih dahulu suplier yang baik, terpercaya, amanah, respon cepat. Jangan selalu berpatok pada harga yang murah, harga murah tidak diimbangi pelayanan yang baik = konsumen lari. Bangun reputasi yang baik.

Good Luck

Lama Return Shopee ke Limit Kartu Kredit

Salah satu hal yang kadang tidak bisa dihindari dalam belanja melalui marketplace adalah proses return. Return bisa terjadi karena seller kehabisan stok, barang yang dikirim salah, cacat, atau sebab lain.

Proses return dalam bentuk dana dikembalikan oleh marketplace sesuai dengan cara kita membayar sewaktu membuat order. Jika dengan metode transfer, dana akan dikembalikan ke rekening kita. Sedang, jika menggunakan kartu kredit, dana akan dikembalikan ke limit kartu kredit kita.

Lama proses return biasanya 1-2 hari jika menggunakan rekening, sedang jika menggunakan kartu kredit butuh 2 tahap, yaitu: 1-2 hari return dana marketplace ke bank penerbit kartu kredit, dan 7-14 hari kerja dari bank penerbit ke limit kartu kredit kita. Setidaknya seperti itulah kebanyakan keterangan term of service dari marketplace.

Bagaimana praktek di lapangannya, berikut ini saya ceritakan pengalaman saya berbelanja online via marketplace Shopee dengan menggunakan kartu kredit Mastercard Skyz Bank Mandiri.

Tanggal 10 Maret 2017
Saya memesan beberapa item produk melalui Shopee senilai Rp. 364.999,00 free ongkir.

Tanggal 12 Maret 2017
Barang saya terima melalui kurir JNE dan langsung saya cek. Ternyata ada 1 barang yang dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi. Saya langsung hubungi seller dan requesh return. Karena sudah langganan, seller menyetujui permintaan return saya dengan ketentuan biaya return saya yang menanggung.

Tanggal 13 Maret 2017
Saya return ke alamat seller via kurir Wahana.

Tanggal 14 Maret 2017
Seller menanyakan apakah barang sudah saya kirim. Saya langsung upload bukti resi Wahana dan menjelaskan barang sudah saya kirim kemarin (13 Maret 2017). Berhubung seller sudah menjadi langganan, maka persetujuan return barang di-approve saat itu juga tanpa menunggu barang sampai terlebih dahulu. Bisnis ini kalau sudah saling percaya memang mudah prosesnya.

Tanggal 15 Maret 2017
Muncul notifikasi dari Shopee yang berbunyi seperti ini: "Kami telah mengajukan pengembalian dana sebesar Rp. xxx,- kepada pihak bank. Mohon menunggu 7-14 hari kerja sampai pengembalian masuk ke kartu kredit Anda."

Tanggal 16 Maret 2017
Saya membuka internet banking Mandiri dan mengecek informasi kartu kredit. Hasilnya, limit kartu kredit belum bertambah, return dana ke limit belum terjadi.

Tanggal 17 Maret 2017
Saya membuka internet banking Mandiri dan mengecek informasi kartu kredit. Hasilnya, limit kartu kredit sudah bertambah.

Kesimpulan
Proses pengembalian dana Kartu Kredit Mandiri melalui Shopee melalui 3 tahap. Yaitu:

  1. Tahap pertama adalah persetujuan seller untuk approve permintaan return kita. Biasanya seller akan approve setelah barang yang direturn sudah diterima balik, atau dalam kondisi tertentu (karena sudah langganan dan saling percaya seperti kasus saya) sudah approve sebelum barang diterima.
  2. Tahap kedua, setelah seller approve, Shopee membutuhkan waktu 1-2 hari untuk mengembalikan dana ke bank penerbit. Dalam kasus saya, satu hari sudah diproses.
  3. Tahap ketiga, setelah Shopee mengembalikan dana, bank penerbit butuh waktu secara prosedural 7-14 hari kerja untuk mengembalikan dana ke limit kartu kredit kita. Dalam kasus saya dengan menggunakan kartu Skyz Mandiri cukup 2 hari kerja.

Demikian, semoga bermanfaat.

Saturday, 11 March 2017

Menentukan Harga Jual Produk

Salah satu tahap yang sangat penting dalam bisnis adalah menentukan harga jual produk. Ada banyak review pastinya tentang hal ini di internet, saya hanya ingin menambahkannya menurut versi saya yang berlatar belakang sebagai pedagang retail toko pakaian/sepatu.

Secara umum, agar bisnis diterima pelanggan dengan baik harus memperhatikan 3 hal: Pelayanan yang baik, produk berkualitas, dan harga yang bersaing. Jika ketiga hal tersebut tetap kita jaga, bisnis niscaya akan bertahan dan berkembang.

Pelayanan yang baik bisa diterjemahkan dengan selalu ramah dan informatif kepada pelanggan, berusaha memberikan solusi dari setiap permintaan pelanggan, tempat usaha yang nyaman, tata letak/ setting toko yang menarik etc yang tentunya situasional berdasarkan jenis bisnis yang ditekuni.

Produk yang berkualitas akan membuat pelanggan setia untuk berbelanja lagi. Selalu beri pelanggan dengan produk yang baik, jangan diberi barang 'cacat', dan kalaupun terpaksa menawarkan barang yang sedikit cacat, berikan informasi tersebut kepada pelanggan, mungkin saja pelanggan masih mau walau kita juga berkonsekwensi memotong harga.

Harga yang bersaing pada akhirnya menjadi kunci dari bisnis kita. Yang dimaksud dengan harga yang bersaing menurut saya adalah penentuan harga jual produk yang dipandang pelanggan sebagai harga wajar, tidak dipandang termurah, apalagi termahal, dan dengan harga tersebut bisnis kita tetap bertahan, bahkan menjadi berkembang.







Kartu Kredit Pertama

Menjadi seorang pedagang (termasuk didalamnya seller online) memang susah-susah mudah mendapakan akses ke perbankan. Profil usaha yang belum bankable membuat pinjaman ke bank sulit diluluskan. Cukup bisa dimaklumi karena bank pastinya tidak mau mengambil resiko meminjami pedagang yang belom bankable karena horor NPL (non performing loan) alias kredit macet.

Berhutang kepada teman, saudara, family, dan,orang tua akhirnya menjadi pilihan yang rasional, dengan konsekwensi masing-masing tentunya.

Saya sendiri termasuk pedagang yang tidak bankable di mata bank pada awalnya. Saya tidak suka meminjam uang (berhutang) kepada keluarga, orang tua, apalagi teman, Saya lebih suka punya hutang kepada perbankan, namun sayangnya belum bankable, sehingga beberapa kali mencoba apply pinjaman tidak diluluskan walau usaha waktu itu sudah jalan 3 tahun.

Walaupun pembukuan usaha ada, aset dalam bentuk barang ada, usaha sudah lebih dari 3 tahun, tetapi dikarenakan lapak masih mengontrak, cicilan motor belum lunas, sama sekali tidak punya agunan, ditambah lagi KTP luar kota dan belum eKTP lagi. Lengkap sudah, berkas pinjaman saya akhirnya lebih sering dilempar ke kredit tanpa agunan dan hasilnya bisa ditebak apply reject.

Jika saja 3 tahun lalu sudah ada KUR ala pemerintahan Pak Jokowi, mungkin apply saya diluluskan, karena yang saya dengar KUR sendiri pada dasarnya adalah mendorong usaha yang belum bankable dibantu permodalannya sehingga suatu saat bisa bankable, dan syaratnya cukup punya usaha yang sudah jalan sekian bulan. Yang dijadikan agunan adalah usahanya. Program yang pro rakyat kecil.

Singkat cerita, saya akhirnya tetap berdagang dengan modal yang ada. Usaha saya buat dengan pembukuan yang baik (profesional) walau sebatas program di exel. Neraca umum, laba-rugi, kas lancar, buku stock semua tercatat dengan baik. Semua transaksi sebisa mungkin via transfer dengan harapan mutasi rekening (hystory rekening) terlihat bagus, sehingga menarik perhatian bank.

Waktu terus berlalu, usaha masih bertahan, hingga tak terasa saya justru mempunyai tabungan hasil keuntungan usaha di atas 10 juta yang sudah 1 tahun-an mengendap di bank. Saya sudah melupakan pinjaman ke bank karena modal yang ada masih cukup dan belum ada rencana perluasan usaha.

Hingga, tiba-tiba ada marketing bank tempat saya membuka rekening tabungan menghubungi di waktu itu. Beliau menggunakan nomer lokal, memperkenalkan diri sebagai marketing bank cabang saya buat tabungan, dan memberi tahu saya jika berminat akan diberikan 'kartu kredit' sebagai hadiah atas bagusnya (baca, aktifnya) mutasi rekening tabungan. KARTU KREDIT ??!

Buat anda yang sudah bankable, punya penghasilan tetap, kerja tetap sebagai karyawan atau PNS, pastinya mudah mendapat kartu kredit. Tetapi, bagi pedagang seperti saya yang belum bankable, pinjam bank always reject, pastinya senang mendapat tawaran seperti ini, apalagi dibilangnya hadiah yang berarti 100% approve.

Saya akhirnya mengiyakan tawaran tersebut, saya mengisi aplikasi kartu kredit by phone langsung saat itu juga. Saya percaya marketing tersebut memang berasal dari cabang karena selain nomernya lokal, beliau juga memegang data pribadi saya sehingga saya tinggal mengoreksi saja jika ada yang salah. Beliau juga mengatakan karena apllikasi ini adalah usulan dari cabang, maka kemungkinan approve nya adalah 99%, masih ada kemungkinan 1% reject. Nanti akan ada analis sekitar minggu kedua yang akan telepon untuk validasi data kata beliau sebelum mengakhiri pembicaraan.

Minggu kedua mulai masuk, saya selalu menyiagakan hp. Tetapi, tidak ada telepon dari analis. Mungkin saya harus menunggu hingga minggu ketiga. Saya baca-baca di internet, katanya analis akan menghubungi setelah 7-14 hari kerja, ini berarti bisa minggu kedua atau ketiga.

Tidak ada telpon hingga minggu ketiga, saya mulai ragu aplikasi saya diterima/ tidak. Saya enggan menanyakan ke call center, ditunggu saja, toh saya juga tidak ngebet-ngebet amat punya kartu kredit. Hingga, datanglah sms di jum'at pagi yang membuat saya senang campur terkejut. Saya mendapat sms bahwa kartu kredit saya disetujui. Ternyata, bisa juga kartu kredit approve tanpa ditelpon oleh analis.

Saya langsung login ke internet banking, dan benar saja, saya mendapat 2 kartu kredit Visa Gold dan Mastercard Titanium. Limit saya masih dikasih kecil, tapi okelah nanti bisa naik pelan-pelan, dan terpenting mendapat kartu kredit sehingga nantinya punya catatan hutang dan pembayaran di bank. Catatan itu penting karena dengan tahunya bank dengan profil/pola kita mengelola hutang, maka suatu saat jika ingin kredit KPR, KTA, etc akan lebih mudah.

Mempunyai kartu kredit pada akhirnya menjadi salah satu jalan untuk meng-bangable-kan usaha saya. Sekarang tinggal mengatur dengan baik penggunaannya secara bijak, baik untuk keperluan rutin sehari-hari maupun untuk bisnis.